Apa yang kamu rasakan jika
listrik mati? Pertanyaan itu aku utarakan kepada beberapa temanku yang
kebanyakan adalah mahasiswa.
Jawabannya pun bermacam-macam.
“Panas.. Kipas angin+AC juga
nggak nyala. Tapi enak juga kalo pas hari Selasa, nggak perlu listening karena
alatnya pada mati, hehehe.” Itu kata kawanku yang mengambil studi Bahasa
Jepang.
“Biasa aja sih tapi gelap juga
dan mati lampu itu buat laper -_-.“ Temanku yang belajar di Bahasa Arab
mengatakan begitu.
Bagiku sendiri listrik sudah
menjadi bagian dari hidupku yang tidak aku rasakan. Jika ada biasa saja jika
tak ada biasanya mengumpat-ngumpat karena segala barang elektronik tak
berfungsi tanpa listrik.
Sejak kecil aku sudah dimanja
oleh listrik berbeda sekali dengan kehidupan orang tuaku yang saat itu belum
ada listrik. Jaman belum ada listrik itu saat malam, gelap tentu saja, saat
keluar harus membawa sentir atau yang murah blarak – daun kelapa yang sudah
dikeringkan -- sebagai penerangan. Malam akan ramai ketika padang bulan atau
bulan purnama karena pada moment itu suasana terang benderang dan tentu saja
asyik jika untuk bermain. Itu kisah jaman ketika orang tuaku kecil yang belum
ada program listrik masuk desa.
Sekarang kebutuhan listrik
semakin meningkat. Konsumsi listrik pun juga tidak hanya dilakukan oleh
pebisnis skala besar, skala kecil pun juga membutuhkan listrik seperti bisnis
foto copy, bisnis perbengkelan, bisnis percetakan, dan masih banyak lagi.
Karena banyak permintaan listrik maka beberapa tahun belakangan ini sering
terjadi pemadaman secara berkala.
Paling kesal ketika hal itu terjadi,
otomatis semua lini dalam hidupku yang membutuhkan listrik jadi terganggu dan
tidak bisa melakukan apa-apa. Televisi mati, kulkas mati, tak bisa menyetrika,
tak bisa mencuci, tak bisa mandi karena tak ada air, handphone yang lowbat juga
tak bisa diisi. Wah.. sepertinya memang benar-benar mati gaya.
Kalau sudah begini biasanya yang
aku salahkan PLN. Kenapa tega banget sih pake acara pemadaman segala?! Aku
jadi nggak bisa apa-apa kaan..!! Tentu saja protes itu hanya sekedar
umpatan dalam hati tak akan pernah sanggup aku mengutarakannya pada PLN karena
pemadaman ini merupakan kebijakan yang PLN ambil untuk penghematan listrik agar
semuanya bisa kebagian.
Sering terlintas dalam pikiranku.
Mengapa PLN tidak segera mengganti pembangkit listrik migas dengan
pembangkit listrik yang lain yang lebih bisa diperbaharui? Pertanyaan itu
sudah juga dijawab dengan adanya berbagai penelitian PLN mengenai bahan
pembangkit listrik alternatif lain. Seperti yang aku tahu adanya penelitian Namun yang aku tahu masih belum ada realisasi
yang benar-benar positif untuk dikerjakan. Semuanya masih sekedar penelitian,
penemuan, tetapi belum diproduksi skala besar. Padahal jika itu bisa terlaksana
maka berapa banyak bahan migas yang bisa dihemat, bahan migas memang bukan
bahan yang bisa diperbaharui. Alangkah baiknya jika sebagian besar bahan
pembangkit migas bisa digantikan oleh bahan lain yang bisa diperbaharui.
Ah ya! Ketika pemadaman terjadi
ada satu hal positif yang sekarang ini jarang terjadi di kalangan masyarakat
Indonesia yang mulai antipati. Saat mati lampu rasanya masyarakat Indonesia
seperti kembali ke jaman dahulu dengan tanpa penerangan, sehingga banyak orang
yang memilih untuk keluar rumah sekedar saling menyapa antar tetangga dan
bercengkrama di luar sambil menunggu listrik yang menyala. Anak-anak masih bisa
berkejaran dan bermain menggunakan senter dan saling tembak menembak antar satu
sama lain, ibu-ibu ngerumpi entah apa yang di bicarakan, bapak-bapak juga
berkumpul. So sweet...
Seperti halnya di kosku kemarin,
ketika mati lampu kami semua berkumpul. Kebetulan ada mangga di sana, dalam
keremangan cahaya lilin kami berebutan mangga. Hahaha. Dan ketika listrik
kembali menyala semuanya berteriak, Alhamdulillah....
Foto kedua kawan yang sedang main di kos saat mati lampu. Aku yang jadi fotografernya berasa jadi cover buku itu. Hihihi |
Kalau yang ini saat suasana berkumpul di kos ketika mati lampu setelah makan mangga, semuanya berantakan :D |
Dalam hal ini aku merasakan
betapa berharga listrik itu dan juga berjasa para pekerja PLN itu. Tanpa listrik
Indonesia mungkin akan berubah menjadi tempo doeloe dimana listrik belum tenar
seperti sekarang.
Ketenagalistrikan
di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda
mendirikan pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Setelah
diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus
1945, perusahaan listrik
yang dikuasai Jepang
direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September
1945, lalu diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia.
Pada tanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan
Listrik dan Gas oleh Presiden Soekarno. Waktu itu kapasitas pembangkit
tenaga listrik hanyalah sebesar 157,5 MW. http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Listrik_Negara
Luar biasa bukan perkembangan
listrik hingga menjadi sekarang. Listrik kini sudah menyebar ke berbagai
pelosok negeri juga membantu perekonomian bangsa Indonesia. Seperti yang sudah
aku sebutkan di atas bahwa para bisnisman atau bisnisgirl pun juga membutuhkan
listrik dalam mengelola industrinya.
Orang tuaku sendiri di rumah juga
memiliki bisnis home industry pembuatan ice cream. Ketika membuat ice cream pun
listrik sangat dibutuhkan untuk menjalankan mesinnya. Saat penyimpanan ice
cream listrik juga dibutuhkan untuk menyalakan frezeer sehingga ice cream bisa
tetap dalam kondisi beku. Saat terjadi pemadaman di rumah, kerugian yang
dirasakan terasa sekali, karena ice cream yang seharusnya mengembang malah jadi
bantat seperti halnya membuat roti yang gagal. Juga ice cream yang sebenarnya
sudah membeku jadi mencair lalu memiliki cita rasa yang berbeda.
Ada satu status menarik yang aku
temukan dalam status seorang teman di jejaring sosial, begini katanya.
Kurasakan kegelapan
menyelimutiku di sepanjang jalan menuju istanaku. Entah apa gerangan yang
terjadi. Apakah ini nyata, atau sekadar perasaan yang tak tentu, mencoba
kulihat sekelilingku...dan kutemukan sebuah jawaban...”MATI LAMPU” PLN mana
PLN.. Gelap tau gak jalannya..
Begitulah yang terjadi jika hidup
tanpa listrik. Itu contoh kecil dari sekian ratusan bahkan ribuan contoh yang
ada tentang listrik.
Sistem pembayaran PLN sekarang
juga semakin maju, kalau dulu pelanggan harus membayar ke KUD yang letaknya
cukup jauh dari rumah dan sesuai dengan jam kerja KUD sekarang pembayaran
listrik bisa dilakukan lewat online atau melalui gerai rumahan yang membuka
jasa layanan pembayaran listrik. Bahkan tetangga depan rumahku memiliki gerai
tersebut jadi sangatlah mudah untuk membayar listrik. Apalagi sekarang listrik
pun juga bisa dibayar melalui handphone yang banyak dimiliki oleh semua
kalangan. Tentu saja itu menambah kemudahan dalam pembayaran rekening tagihan.
PLN memberikan jasa listrik
kepada masyarakat terutama di Indonesia. Satu hal lagi yang menjadi harapanku,
semoga para petugas PLN adalah petugas yang amanah sehingga mampu memberikan
kontribusi terbaik dalam penyaluran listrik di Indonesia.
Indonesia nampak hidup dan
bercahaya dengan adanya listrik. Untuk itu jangan kotori penggunaan listrik
dengan hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan Indonesia sendiri.
Caiyoo dunia listrik Indonesia!! Terus tingkatkan kualitas dan perbaikan sarana
prasarana dalam memberikan pelayanan pada para pelanggan.
1 coretan:
In jacketing in ski clothing that can be used in all types of weather [url=http://www.northfaceclearancecheap.com/]north face jackets cheap[/url] but is not cheap north face outlet, so as to not go near the [url=http://www.vipnorthfacejacket.com/womens-north-face-apex-bionic-jackets-c-1_9_11.html]cheap north face[/url] Even now another just down jackets, men and women that could heat, my partner and that http://www.northfaceoutletsm.com/#r070
Posting Komentar