Judul : Ranah 3 Warna
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Penulis : Ahmad Fuadi
Tebal : xiii + 473 Halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Penulis : Ahmad Fuadi
Tebal : xiii + 473 Halaman
Kategori : Novel Islami
Perjuangan Alif tidak hanya berhenti di pesantren Madani. Selepas Ia lulus dari PM, ia harus memperjuangkan mimpinya untuk kuliah di ITB teknik penerbangan. Di kampung halamannya Ia mengikuti ujian persamaan tingkat SMA karena PM tidak menyediakan ijasah SMA. Lulus dari ujian persamaan Ia harus menghadapi UMPTN dan bersaing dengan seluruh anak Indonesia.
Ia sadar kalau Ia tidak akan bisa mengambil jurusan yang Ia idam-idamkan karena Ia lemah dalam pelajaran berhitung. Akhirnya Ia harus bisa menerima kenyataan bahwa Ia lebih baik mengambil jurusan IPS. Pilihan itu jatuh pada jurusan Hubungan Internasional UNPAD.
Berbekal semangat dan mimpi dengan teknik usaha yang pernah diajarkan di PM. Ia pun menyongsong UMPTN. Ayah dan Amaknya turut mendoakan Alif agar mimpinya bisa tercapai. Hari pengumuman tiba, ayah dan Alif menunggu sopir bus yang akan mengantarkan koran bersejarah untuk mereka. Di pinggir jalan itulah mereka menemukan nomor Alif yang diterima UMPTN, dan disitulah mereka sujud syukur atas karunia yang diberikan Allah SWT.
Alif berangkat ke Bandung tanpa ditemani kedua orangtuanya. Saat itu ayahnya sedang kurang sehat, tak baik jika ayahnya melakukan perjalanan jauh.
Di Bandung Alif menumpang di tempat Randai, sahabat sekaligus rivalnya sejak kecil. Setelah diterima di UNPAD bukan berarti Alif bisa bersenang-senang. Ia harus banting tulang membiayai hidup dan kuliahnya apalagi setelah ayahnya meninggal. Alif tidak ingin membebani amaknya terus menerus karena Amak juga harus membiayai kedua adiknya.
Alif bertemu dengan Bang Togar dan Ia memutuskan untuk berguru kepadanya. Bang Togar seorang tentor yang keras, Ia tega membiarkan Alif bolak-balik ke rental hanya untuk merevisi tulisannya yang telah di beri silang besar oleh Bang Togar tanpa memberi tahu dimana letak kesalahannya. Makin hari tulisan Alif semakin bermutu, artikelnya tak hanya berada di majalah kampus tetapi juga berhasil masuk ke media lokal dan nasional.
Walaupun begitu, kondisi ekonomi Alif masih belum membaik. Ketika Ia sedang berada di metromini, Ia bertemu dengan kakak kelasnya yang dulu pernah ikut pertukaran pelajar. Impian Alif untuk dapat sekolah di luar negeri kembali membuncah. Alif memutuskan untuk ikut serta dalam seleksi pertukaran pelajar.
^_^
Sampai di situ aja ah. Selebihnya silahkan baca sendiri. Hehehe
Note ::
Habis baca buku ranah 3 warna karya anwar fuadi dari trilogi
Negeri 5 Menara. Kereeeeeeennn!!!!!
Subhanallah sebuah perjuangan anak negeri yang jauh dari nilai
kemewahan dan kesenangan, tetapi berhasil merantau hingga ke benua
Amerika. Hanya berbekal sebuah mimpi yang besar, Ia telah berhasil
menaklukkan rintangan yang ada di sekitarnya. Mengingatkan kita
pada tetralogi Laskar Pelangi yang juga tergerak dari sebuah mimpi.
Jiwa penulis yang sangat melekat dalam tokoh Alif, membuat semangatku
untuk terus menulis menjadi menggebu-gebu.
Kebimbangan, kegundahan, dan keputusasaan yang ada pada diri terhapus
sudah saat membaca perjuangannya dalam meraih cita-citanya.
Ya! Aku pun juga bisa seperti itu.
Aku punya mimpi! dan aku harus berusaha meraihnya!! FIGHTING!!! :D
Perjuangan Alif tidak hanya berhenti di pesantren Madani. Selepas Ia lulus dari PM, ia harus memperjuangkan mimpinya untuk kuliah di ITB teknik penerbangan. Di kampung halamannya Ia mengikuti ujian persamaan tingkat SMA karena PM tidak menyediakan ijasah SMA. Lulus dari ujian persamaan Ia harus menghadapi UMPTN dan bersaing dengan seluruh anak Indonesia.
Ia sadar kalau Ia tidak akan bisa mengambil jurusan yang Ia idam-idamkan karena Ia lemah dalam pelajaran berhitung. Akhirnya Ia harus bisa menerima kenyataan bahwa Ia lebih baik mengambil jurusan IPS. Pilihan itu jatuh pada jurusan Hubungan Internasional UNPAD.
Berbekal semangat dan mimpi dengan teknik usaha yang pernah diajarkan di PM. Ia pun menyongsong UMPTN. Ayah dan Amaknya turut mendoakan Alif agar mimpinya bisa tercapai. Hari pengumuman tiba, ayah dan Alif menunggu sopir bus yang akan mengantarkan koran bersejarah untuk mereka. Di pinggir jalan itulah mereka menemukan nomor Alif yang diterima UMPTN, dan disitulah mereka sujud syukur atas karunia yang diberikan Allah SWT.
Alif berangkat ke Bandung tanpa ditemani kedua orangtuanya. Saat itu ayahnya sedang kurang sehat, tak baik jika ayahnya melakukan perjalanan jauh.
Di Bandung Alif menumpang di tempat Randai, sahabat sekaligus rivalnya sejak kecil. Setelah diterima di UNPAD bukan berarti Alif bisa bersenang-senang. Ia harus banting tulang membiayai hidup dan kuliahnya apalagi setelah ayahnya meninggal. Alif tidak ingin membebani amaknya terus menerus karena Amak juga harus membiayai kedua adiknya.
Alif bertemu dengan Bang Togar dan Ia memutuskan untuk berguru kepadanya. Bang Togar seorang tentor yang keras, Ia tega membiarkan Alif bolak-balik ke rental hanya untuk merevisi tulisannya yang telah di beri silang besar oleh Bang Togar tanpa memberi tahu dimana letak kesalahannya. Makin hari tulisan Alif semakin bermutu, artikelnya tak hanya berada di majalah kampus tetapi juga berhasil masuk ke media lokal dan nasional.
Walaupun begitu, kondisi ekonomi Alif masih belum membaik. Ketika Ia sedang berada di metromini, Ia bertemu dengan kakak kelasnya yang dulu pernah ikut pertukaran pelajar. Impian Alif untuk dapat sekolah di luar negeri kembali membuncah. Alif memutuskan untuk ikut serta dalam seleksi pertukaran pelajar.
^_^
Sampai di situ aja ah. Selebihnya silahkan baca sendiri. Hehehe
Note ::
Habis baca buku ranah 3 warna karya anwar fuadi dari trilogi
Negeri 5 Menara. Kereeeeeeennn!!!!!
Subhanallah sebuah perjuangan anak negeri yang jauh dari nilai
kemewahan dan kesenangan, tetapi berhasil merantau hingga ke benua
Amerika. Hanya berbekal sebuah mimpi yang besar, Ia telah berhasil
menaklukkan rintangan yang ada di sekitarnya. Mengingatkan kita
pada tetralogi Laskar Pelangi yang juga tergerak dari sebuah mimpi.
Jiwa penulis yang sangat melekat dalam tokoh Alif, membuat semangatku
untuk terus menulis menjadi menggebu-gebu.
Kebimbangan, kegundahan, dan keputusasaan yang ada pada diri terhapus
sudah saat membaca perjuangannya dalam meraih cita-citanya.
Ya! Aku pun juga bisa seperti itu.
Aku punya mimpi! dan aku harus berusaha meraihnya!! FIGHTING!!! :D
2 coretan:
hahaha,
iya, kayaknya sama ma laskar pelangi-mewujudkan mimpi dari sebuah biji kecil,
sayang dira belum sempat baca ^^
makasih mbak resensinya
tinggal 1 novel pamungkas ya?
oya, KEEP WRITING!!!
ho-oh keren banget deh.. si Alif na baru pertama kali naik pesawat itu pun tujuan na langsung ke Kanada.
ayo dira kudu dibaca tu novelnya. jadi semangat deh pokoknya. kalo aku jadi semangat buat nulis . hehe
tinggal 1 lagi . jdulna pasti ada angka 1 na . jadina 5 3 1 . haha
Posting Komentar