Pages

Kamis, 24 Mei 2012

[BUKU] 99 Cahaya di Langit Eropa


Semangat Pagi!!!

Udah lama nih nggak mengulas tentang buku. Sebenarnya akhir-akhir ini ooppie banyak buku baru yang bisa jadi referensi untuk dibaca.

Untuk buku kali ini, merupakan kisah perjalanan penulisnya mengelilingi bumi Eropa. Perjalanan ini tidak sekedar melihat panorama Eropa yang eksotis tetapi juga mengungkap rahasia dibalik Eropa yang tak semua orang mengetahuinya.


99 Cahaya di Langit Eropa

Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Penulis                 : Hanum Salsabila Rais dan Rangga Almahendra
Kategori               : Novel Islami
Tebal                     : 412 Halaman
Harga                    : Rp 69.000,00
Berawal dari seorang Kara Mustafa Pasha yang mencoba menaklukkan bumi Austria. Pada 12 September 1683 Ia melakukan ekspansi di Kota Wina. Setelah mengepungnya beberapa waktu, Ia dan pasukannya mulai melakukan perang terbuka, tetapi ternyata saat itu tentara Wina sudah memiliki bala bantuan dari Polandia dan Jerman.
Alur cerita mulai meninggalkan masa lampau dan menuju masa sekarang. Tahun 2002 bulan Maret, Hanum menginjakkan kaki di bumi Eropa, ia mengikuti jejak suaminya –Rangga--  yang lebih dulu tinggal di kota itu dalam rangka menuntut ilmu. Hanum mengikuti kelas Jerman untuk mempermudah dirinya dalam berkomunikasi dengan penduduk sekitar. Di kelas tersebut, Ia bertemu dengan sosok yang ramah dan murah senyum. Sosok itu juga yang paling mencolok diantara yang lain, ia merupakan seorang muslim yang berjilbab. Hal yang sangat jarang terlihat di Wina dengan muslim sebagai minoritas. Namanya Fatma, dia seorang warga Turki yang mencoba bertahan hidup di Wina.
Fatma senang sekali berkenalan dengan Hanum. Ia mengajak Hanum yang baru saja tinggal di Wina untuk berjalan-jalan mengenal kota Wina lebih dalam. Kunjungan pertama mereka ke lereng Kahlenberg. Pemandangan kota Wina terhampar jelas dari bukit itu. Ketika mereka berada di kafe untuk menghangatkan diri, Hanum mendengar 3 turis sedang membicarakan roti croissant yang mereka makan dan menyangkut pautkannya dengan kekalahan Islam. Hanum menceritakan apa yang para turis itu bicarakan pada Fatma. Mereka hendak membalas para turis itu karena telah menjelek-jelekkan Islam. Tetapi Fatma memiliki cara lain dalam hal membalas mereka, Fatma membayari makanan yang dimakan oleh para turis itu dan mengirimkan pesan kepada mereka.  Pesan itu singkat tapi cukup membuat Hanum terpana, hanya sebuah kalimat berupa hi I’m Fatma, a moeslem from Turkey lalu Ia menulis alamat emailnya. Sebuah cara jitu dalam memulai perkenalan tanpa ada konflik. Fatma menceritakan alasannya membawa Hanum ke lereng Kahlenberg. Tempat itu merupakan saksi bisu kekalahan muslim pada jaman dahulu. Pasukan Turki yang sudah mengepung Kota Wina dipukul mundur oleh pasukan Jerman dan Polandia dari atas bukit itu. Saat itu Hanum berasumsi mungkin saja turis itu benar, roti croissant merupakan symbol kekalahan Islam.
Hanum memiliki seorang tour gaide handal yang bisa membawanya mengenal kota Wina dari berbagai sudut. Fatma dengan senang hati selalu menemani Hanum mengelilingi kota Wina. Banyak pengetahuan tentang Islam yang diketahui oleh Hanum yang tidak ada dalam buku panduan kota Wina, hal itu membuka cakrawala Hanum terhadap Islam. Contoh saja sebuah restoran Pakistan yang menganut slogan ‘All You Can Eat, Pay as You Wish’. Restoran itu menerapkan konsep Ikhlas memberi dan menerima, Take and Give. Itu merupakan ajaran Islam yang mendasar mengenai berderma dan berzakat untuk membersihkan diri.
Keajaiban kota Paris yang tidak hanya memunculkan menara Eiffel sebagai icon. Tetapi Paris juga memiliki sisi menakjubkan lainnya. Kita akan dibawa dalam sebuah fakta yang mencengangkan yang akan bisa membuat kita takjub akan kekuatan Islam.
Buku ini tak hanya menceritakan perjalanan Hanum di kota Wina melainkan juga kota Paris, Cordoba, Granada, dan Istanbul. Di situ Ia menemukan berbagai keajaiban yang membuktikan kepopuleran Islam di masa lampau. Sebuah kisah perjalanan yang menakjubkan dan akan membawa kita ke dunia Islam di masa lalu. Mengingatkan kita akan Islam yang pernah berjaya di Eropa dan suatu saat akan kembali berjaya di dunia.

Endorsement
“Buku ini berhasil memaparkan secara menarik betapa pertautan Islam di Eropa sudah berlangsung sangat lama dan menyentuh berbagai bidang peradaban. Cara menyampaikannya sangat jelas, ringat, rumit, dan lancar mengalir. Selamat!”
(M.Amien Rais – Ayahanda Penulis)

“Pengalaman Hanum sebagai jurnalis membuat novel perjalanan sekaligus sejarah ini mengalir lincah dan indah. Kehidupannya di luar negeri dan interaksinya dengan realitas sekulerisme membuatnya mampu bertutur dan berpikir ‘out of the box’ tanpa mengurangi esensi Islam sebagai rahmatan lin alamin
(Najwa Shihab – Jurnalis dan Host Program Mata Najwa Metro TV)

“Hanum mampu merangkai kepingan mosaik tentang kebesaran Islam di Eropa beberapa abad lalu. Lebih jauh lagi, melihat nilai-nilai Islam dalam kehidupan Eropa. Islam dan Eropa sering ditempatkan dalam stigma ‘berhadapan’ sudah saat saat ditempatkan dalam kerangka stigma ‘saling menguatkan’.
(Anis Baswedan – Rektor Universitas Paramadina dan ketua Indonesia Mengajar)

0 coretan:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...